Periklanan dan PR
sikom.id -Membahas perbedaan antara periklanan dan hubungan masyarakat mengingatkan kita pada dongeng klasik "Matahari dan Angin". Mereka berdebat untuk membuktikan siapa yang lebih besar.
Saat musafir berjalan, matahari dan angin memutuskan untuk bersaing, berusaha segera melepas mantel musafir. Seketika itu juga angin menerpa, meniupkan angin sekuat tenaga, namun ternyata di tengah hembusan angin yang lebih kencang sang musafir berusaha mempertahankan mantelnya untuk melindungi diri dari kuatnya angin tersebut.
Kemudian matahari terbit dan sinarnya menyinari si musafir, tak lama kemudian ia segera membuka mantelnya dan matahari menang.
Pada ulasan di atas, iklan hanyalah sebuah kekuatan pengaruh. Semakin kuat iklannya, semakin kuat pula prospek iklan tersebut. Dunia periklanan selalu menghadirkan permasalahan bagaimana cara menyampaikan kesan dan dampak.
Iklan memiliki lipatan khusus dan iklan berwarna-warni yang memenuhi halaman. Terkadang mereka membuat pesan-pesan yang tampak berlebihan dan hampir tidak ada gunanya, seperti papan reklame raksasa di hampir setiap sudut jalan, dan mereka mengurangi jumlah iklan TV dengan menambah waktu tayang di radio, namun konsumen tampaknya semakin mengabaikan iklan tersebut.Selain itu, moto Konfusianisme "sebuah gambar bernilai ribuan kata" sering digunakan dalam iklan visual. Akibat keyakinan tersebut, seringkali terlihat bahwa tampilan iklan hanya bersifat visual, namun kenyataannya tidak selalu sampai ke tangan konsumen.Pada saat yang sama, hakikat hubungan masyarakat adalah kebalikan dari periklanan.
Pada dasarnya, PR lebih pada menyampaikan produk ke dalam kata-kata dengan menggunakan pendekatan personal dan itulah yang dilakukan PR. Tugas PR adalah menyampaikan pesan dan mampu berkomunikasi secara langsung dengan menghadirkan produk terbaik.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar produk dibeli karena berdasarkan rekomendasi pendekatan pribadi seorang PR, bukan karena diperoleh dari iklan yang mendorong media untuk mengirimkan produk tersebut.Pada dasarnya, layanan periklanan dan PR dipadukan dengan teknologi yang semakin maju.
Oleh karena itu, periklanan yang pangsa pasarnya dapat menjangkau seluruh konsumen dapat saling melengkapi melalui hubungan interpersonal. Selain itu, dengan produk bermerek baru yang membutuhkan kepercayaan, hanya orang PR yang bisa melakukannya.
Nama produk baru adalah sebuah kewajiban dalam program periklanan, namun merupakan aset dalam hubungan masyarakat.Persoalan kreativitas tidak kalah pentingnya dalam dunia PR. Kreatif berarti “asli” dimana PR berarti ide-ide kreatif yang dimasukkan ke dalam teknik PR khusus untuk memperkuat ide-ide yang sudah ada. Inilah inti dari konsep positioning. Isu penting lainnya adalah “kepercayaan konsumen”.
Pada dasarnya, ketika konsumen belum mengetahui tentang suatu produk atau kategori baru, mereka cenderung lebih percaya terhadap apa yang mereka baca tentang produk yang dibelinya, apalagi jika informasi tersebut berasal dari sumber yang terpercaya. Itu sebabnya PR memegang peranan yang sangat strategis dan besar dalam membangun brand.
Umumnya, perusahaan menghabiskan terlalu banyak uang untuk periklanan dan terlalu sedikit untuk PR ketika mensosialisasikan suatu produk. Dan yang terakhir, pada prinsipnya periklanan mempunyai masa depan yang bisa menjadi besar jika dapat menerima peran nyatanya dalam siklus hidup suatu produk yang dibangun dengan teknik PR dan saling melengkapi yaitu merek. produk memerlukan promosi untuk mempertahankan posisinya.
Di sisi lain, PR memang harus mampu menaiki tangga merek agar PR bertanggung jawab atas peran dan misi sebenarnya untuk meningkatkan pangsa pasar dan membangun citra merek. yang dipasarkan. Beberapa merek telah ada selama beberapa dekade tetapi mungkin tidak pernah terpikirkan oleh calon pelanggan.
Dari segi pemasaran, ini adalah merek-merek baru yang membutuhkan banyak PR sebelum dapat beralih ke periklanan untuk mendukung PR, maka periklanan digunakan sebagai salah satu langkah dalam teknik pemasaran holistik..
